Friday, January 27, 2012

darwinisme sosial dalam pendidikan

DARWINISME SOSIAL DALAM PENDIDIKAN

Oleh 
Anwari WMK

DI Nigeria, sistem pendidikan Barat menjadi persoalan besar. Sebuah kelompok bernama "Boko Haram", menolak dengan sengit sistem pendidikan Barat. Kelompok garis keras ini lalu menyerang melalui ledakan bom, berbagai institusi yang diidentifikasi bersukmakan pendidikan Barat. Di atas permukaan, Boko Haram tampak mencolok sebagai gerakan Islam radikal. Ternyata, Boko Haram tak hanya mengebom gereja, tapi juga masjid.

Boko Haram berdiri pada tahun 2002, di wilayah Borno, Nigeria Utara. Dalam frasa Bahasa Hausa, "Boko Haram" berarti "pendidikan Barat adalah haram". Didirikan oleh seorang guru agama bernama Muhammed Yusuf, Boko Haram lalu menjadi gerakan teror dan mencetuskan konflik sektarian di Nigeria. Pertanyaannya kemudian, apa yang bisa kita tangkap dari keberadaan Boko Haram di Nigeria? Pada abad 21 kini, Boko Haram merupakan gerakan sipil bersenjata yang paling asertif menentang sistem pendidikan Barat.

Jelas, bukan hanya Boko Haram yang menentang implementasi sistem pendidikan Barat di negara-negara non-Barat. Tapi, Boko Haram berani berterus terang menyatakan penolakannya terhadap sistem pendidikan Barat, bahkan penolakannya itu ditandai oleh nyalak senjata api dan ledakan bom. Dalam perkembangannya yang lebih kemudian, pengertian Boko Haram memasuki fase kristalisasi: "pendidikan Barat adalah dosa". Pada titik perkembangan tersebut, dengan sendirinya muncul deklarasi perang terhadap keberadaan sistem pendidikan Barat di Negeria. Pada tingkat wacana, Boko Haram muncul sebagai kekuatan oposan yang secara telak menentang sistem pendidikan Barat.

Tentu saja, tak ada sedikit pun dasar-dasar moralitas yang membenarkan tindakan teror dan penyebaran ketakutan kelompok Boko Haram. Hanya saja, ada sesuatu yang menarik digarisbawahi dari gerakan anti-pendidikan Barat ala Boko Haram. Sejauh dapat ditelusuri dari pandangan Muhammed Yusuf, ada sudut pandang yang bersifat spesifik mengapa sistem pendidikan Barat ditentang. Sebagai seorang guru, Muhammed Yusuf mencerap suatu pengertian, bahwa pendidikan Barat merupakan agen penyebar luasan paham Darwinisme Sosial. Dan sebagaimana kita ketahui, Darwinisme Sosial adalah terkonstruksinya prinsip evolusi mahluk hidup ala Charles Darwin (1809-1882) ke dalam realitas politik dan sosiologis.

Dalam dimensi politis maupun sosiologis, Darwinisme Sosial mengharuskan terjadinya pertarungan antar-manusia untuk mempertahankan eksistensi. Tatanan politik dan orde sosial diniscayakan berfungsi sebagai medan pertarungan manusia demi mempertahankan eksistensi. Tragisnya, sistem pendidikan di dunia Barat berkedudukan sebagai agen diseminasi atau penyebaran paham Darwinisme Sosial. Terlepas dari seluruh keburukan yang ditimbulkan oleh gerakan teror Boko Haram, kritik terhadap Darwinisme Sosial dalam institusi pendidikan itu penting disimak secara jernih.

Sudah saatnya pada abad 21 kini, sistem pendidikan di mana pun stop menyebar luaskan prinsip hidup Darwinisme Sosial. Apalagi, berbagai kajian filosofis dan humaniora dewasa ini semakin memperlihatkan relevannya institusi-institusi pendidikan agar berdiri di garda depan terwujudnya harmoni dalam perbedaan untuk tegaknnya keadilan.[]

No comments:

Post a Comment